Prabowo Beri Sinyal, Ketum PAFI Lampung: Koalisi Bergerak
Bandar Lampung — Isyarat politik kembali menggema dari arah Istana. Kali ini datang dari Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto, yang menyampaikan sinyal kuat akan adanya gerak bersama lintas kekuatan politik pasca Pilpres. Yang mengejutkan, sinyal tersebut disambut cepat oleh Ketua Umum Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Lampung, yang menyebut bahwa “koalisi telah bergerak.”
Ucapan tersebut sontak menjadi perhatian. Bukan hanya karena datang dari seorang pemimpin organisasi profesi, tapi karena menggambarkan semakin cairnya batas antara dunia profesi dan dinamika politik nasional.
Sinyal Prabowo: “Yang Penting Bangsa Ini Utuh”
Dalam sebuah konferensi nasional di Jakarta awal pekan ini, Prabowo mengatakan bahwa dirinya membuka pintu selebar-lebarnya bagi partai mana pun yang ingin bekerja sama membangun Indonesia.
“Saya tak lihat warna bendera. Yang saya lihat, siapa yang mau kerja untuk rakyat. Kita harus bersatu, bukan saling menunggu,” ujar Prabowo dalam pidatonya yang disambut riuh tepuk tangan.
Kalimat ini memicu spekulasi tentang arah baru pemerintahan yang akan ia pimpin, termasuk kemungkinan terbentuknya koalisi besar yang menyatukan kekuatan politik nasional — bahkan dengan partai yang sebelumnya berseberangan.
PAFI Lampung: Profesi Tak Netral dalam Kepentingan Publik
Tak butuh waktu lama, pernyataan itu sampai ke telinga Ketua Umum PAFI Lampung, Apt. Muhammad Rizal Firdaus, S.Farm. Dalam pernyataan terbuka di sela-sela Rapat Koordinasi PAFI Provinsi, ia menegaskan bahwa organisasi profesi seperti PAFI juga memiliki peran strategis dalam menavigasi arah bangsa.
“Profesi farmasi tidak bisa hanya berdiri di pinggir jalur politik. Ketika kebijakan menyentuh soal obat, anggaran kesehatan, dan distribusi farmasi, kami wajib bersuara. Dan jika Prabowo memberi sinyal keterbukaan untuk kerja sama nasional, maka PAFI, dalam kapasitas keprofesiannya, siap bergerak,” ujar Rizal.
Ia menambahkan, koalisi yang dimaksud bukan semata soal partai, tetapi soal kerja kolektif lintas sektor — termasuk dunia profesi, pendidikan, dan pelayanan publik.
“Koalisi Bergerak” ala PAFI: Bukan Politik, Tapi Strategi Kesehatan
Meski mengutip istilah “koalisi bergerak,” Rizal menekankan bahwa PAFI Lampung tetap menjunjung tinggi netralitas dalam politik praktis. Namun, ia juga tidak menutup mata bahwa banyak hal di sektor farmasi yang tak bisa berjalan tanpa dukungan politik.
Koalisi yang ia maksud, katanya, adalah gerakan bersama antara dunia kesehatan, akademisi, dan pemangku kebijakan. Tujuannya jelas: mengawal visi pembangunan kesehatan dalam pemerintahan baru.
“Kami tidak bicara soal kursi atau jabatan. Kami bicara soal pengadaan obat yang adil, pelatihan farmasi di daerah, dan penguatan apoteker dalam sistem kesehatan nasional,” tegasnya.
Langkah Strategis: PAFI Lampung Temui Tim Transisi Prabowo
Tak ingin sekadar wacana, PAFI Lampung dikabarkan telah menjalin komunikasi awal dengan tim transisi Prabowo-Gibran. Mereka mengusulkan agenda pertemuan untuk menyampaikan naskah akademik tentang peta jalan farmasi 2025–2030.
Isi naskah tersebut mencakup poin-poin penting:
-
Pemerataan tenaga farmasi di wilayah perbatasan
-
Percepatan industri farmasi lokal berbasis herbal Indonesia
-
Perubahan sistem insentif bagi apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
-
Digitalisasi distribusi logistik obat daerah
Sumber internal menyebut, tim Prabowo merespons positif dan tengah menjadwalkan audiensi resmi.
Respons Publik dan Akademisi: Sinyal Positif untuk Profesionalisme
Langkah PAFI Lampung ini mendapat sambutan dari berbagai kalangan. Beberapa akademisi menilai ini sebagai bentuk kewarganegaraan aktif dari organisasi profesi. Mereka tak hanya menunggu perubahan dari atas, tapi ikut mendorongnya dari bawah dengan data dan gagasan.
Dr. Fitri Handayani, pengamat kesehatan masyarakat dari Universitas Lampung, mengatakan, “PAFI memahami bahwa di era baru, profesionalisme harus bersanding dengan kebijakan. Mereka tidak sedang berpolitik, mereka sedang memperjuangkan masa depan profesinya.”
Apakah Lampung Akan Jadi Model Konsolidasi Baru?
Dengan komunikasi yang intens antara PAFI dan tim Prabowo, banyak yang melihat Lampung sebagai titik awal sinergi antara dunia profesi dan politik kebangsaan. Sebuah daerah yang selama ini dianggap “tenang”, kini justru bisa menjadi laboratorium koalisi kepentingan rakyat.
Beberapa pejabat daerah bahkan menyampaikan dukungan, termasuk usulan agar naskah PAFI bisa diadopsi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ke depan.
Penutup: Ketika Farmasi Bicara, Negeri Harus Mendengar
Apa yang dimulai dari sinyal Prabowo kini telah menjadi gema yang sampai ke pelosok daerah. Di Lampung, suara itu tak disambut dengan tepuk tangan kosong, tapi dengan dokumen, program, dan kesiapan untuk bergerak.
PAFI Lampung, dalam gayanya yang elegan dan strategis, telah menunjukkan bahwa profesi bukan penonton dalam perjalanan bangsa. Mereka adalah pemain penting yang tahu kapan harus melangkah, dan tahu dengan siapa harus bersinergi.
Dan jika benar koalisi besar akan terbentuk — baik di tingkat nasional maupun daerah — maka sejarah akan mencatat bahwa di antara para politisi, ada organisasi profesi yang lebih dulu menyalakan obor.
Post Comment